Hai, nama saya Defi
Alfian. Kali ini saya akan membahas budaya dari suku Cirebon. Sebelum saya
mulai membahas, saya akan cerita sedikit tentang diri saya yang sebenarnya
lahir di kota Bekasi. Suku Cirebon adalah suku dari Ibu saya. Ibu saya lahir di
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang mempunyai suku Cirebon. Sedangkan Bapak
saya berasal dari Bengkulu, Sumatra. Tapi kali ini saya akan membahas budaya
dari suku Ibu saya, yaitu suku Cirebon.
Suku
Cirebon adalah perpaduan antara dua suku besar yaitu suku Jawa dan suku
Sunda. Akulturasi kedua suku tersebut melahirkan suku yang mandiri yaitu suku
Cirebon. Sejak dahulu hingga sekarang suku Cirebon adalah suku yang berbeda
dari suku Jawa dan suku Sunda. Hal itu terlihat dari jejak sejarah yang termuat
dan terungkap dalam kitab Purwaka Caruban Nagari, nama “Cirebon” berasal dari
kata Sarumban yang jika diucapkan maka menjadi caruban. Seiring perkembangan
caruban berubah menjadi carbon, cerbon dan akhirnya menjadi Cirebon. Sarumban
memiliki arti Campuran, maka Cirebon berarti Campuran.
Masyarakat
Cirebon adalah masyarakat yang lahir dari akulturasi budaya Sunda dan Jawa
termasuk lahir dari masa animisme dan dinamisme yang percaya kepada hal-hal
yang bersifat kepercayaan. Diantara kepercayaaan itu adalah misal mereka
percaya bahwa jika seorang gadis duduk di depan pintu maka gadis tersebut akan
sulit menemukan jodoh. Selain itu, jika seorang gadis menyapu tidak sampai
bersih dan meninggalkan kotoran maka gadis tersebut diyakini akan memiliki
suami yang memiliki jenggot. Seiring perkembangan zaman serta masuk agama
Islam, masyarakat Cirebon lebih mulai rasional dalam memandang apapun termasuk
persoalan yang ada. Banyak perubahan dalam masyarakat Cirebon yang
mengedepankan sikap-sikap rasional dalam menentukan banyak hal dalam kehidupan.
Ada
hal yang unik dari masyarakat Cirebon yaitu adalah bahasa. Masyarakat Cirebon
dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Cirebon. Bahasa Cirebon mendapat
pengaruh dari budaya Sunda. Hal itu terjadi karena Cirebon berbatasan langsung
dengan kebudayaan Sunda khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka, dan juga
dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa. Hal ini terbukti dengan
adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China, kata
"Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan kemudian
kata "Sonder (Tanpa) yang merupakan serapan bahasa eropa (Belanda).
Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti
kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya isun (saya) dan sira (kamu) yang sudah
tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku. Dahulu Bahasa Cirebon ini digunakan
dalam perdagangan di pesisir Jawa Barat mulai Cirebon yang merupakan salah satu
pelabuhan utama, khususnya pada abad ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon
dipengaruhi pula oleh budaya Sunda karena keberadaannya yang berbatasan
langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka
dan juga dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa hal ini dibuktikan
dengan adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China,
kata "Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan
kemudian kata "Sonder (Tanpa) yang merupakan serapan bahasa eropa
(Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti
kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya isun (saya) dan sira (kamu) yang sudah
tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.
Hal unik lain dari
Cirebon adalah kesenian dan kerajinan yang banyak dan berlimpah diantaranya
adalah kesenian tari Topeng, Sintren, Batik, Kesenian Gembyung, Lukisan kaca,
Tarling, Sandiwara Cirebonan dan Topeng Cirebon. Salah satu ciri khas dari
kerajinan Cirebon adalah Batik yang terkenal dengan motif Mega Mendung.
Makanan khas daerah cirebon sangat beragam dan yang
terkenal diantaranya adalah :
1. Nasi jamblang
Nasi Jamblang adalah
nasi yang dibungkus oleh daun jati dan ditemani bermacam-macam lauk pauk
seperti perkedel, tempe, tahu, cumi, sambal goreng, dendeng dll. Dijajakan pada
malam hari. layaknya seperti warung angkringan.
2. Empal gentong
Empal gentong biasanya
disajikan bersama lontong/nasi makanan ini semacam soto daging, tetapi memiliki
rasa yang khas dengan rempah-rempah pilihan, yang paling khas empal dimasak di
gentong dengan menggunakan kayu bakar.
3. Tahu Gejrot
Tahu gejrot disajikan
diatas piring kecil yang terbuat dari tanah liat, disajikan bersama kuah gula
jawa, bwang merah dan cabai yang ditumbuk kasar. Makanan ini biasanya disajikan
sebagai dessert.
Cirebon juga memiliki 3 keraton
1. Keraton Kasepuhan
2. Keraton Kanoman
3. Keraton Kacirebonan
Ketiga keraton tersebut
saling berhubungan dan setiap tahun memiliki tradisi dan acara besar contohnya
pada Bulan maulid Nabi atau bisa disebut Muludan, adanya acara Panjang jimat
yaitu acara memandikan seluruh benda pusaka yang ada di keraton.
Tempat wisata di daerah
cirebon salah satunya adalah Taman Ade Irma Suryni, Komplek kawasan Kota Tua
cirebon, pelangon (tempat penangkaran monyet), dll.
Sumber :
http://triyunirahma.blogspot.co.id/2012/10/suku-budaya-cirebon_6558.html
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1120/suku-cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar