header

Rabu, 29 Maret 2017

Budaya Suku Cirebon

Hai, nama saya Defi Alfian. Kali ini saya akan membahas budaya dari suku Cirebon. Sebelum saya mulai membahas, saya akan cerita sedikit tentang diri saya yang sebenarnya lahir di kota Bekasi. Suku Cirebon adalah suku dari Ibu saya. Ibu saya lahir di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang mempunyai suku Cirebon. Sedangkan Bapak saya berasal dari Bengkulu, Sumatra. Tapi kali ini saya akan membahas budaya dari suku Ibu saya, yaitu suku Cirebon.
            Suku Cirebon adalah perpaduan antara dua suku besar yaitu suku Jawa dan suku Sunda. Akulturasi kedua suku tersebut melahirkan suku yang mandiri yaitu suku Cirebon. Sejak dahulu hingga sekarang suku Cirebon adalah suku yang berbeda dari suku Jawa dan suku Sunda. Hal itu terlihat dari jejak sejarah yang termuat dan terungkap dalam kitab Purwaka Caruban Nagari, nama “Cirebon” berasal dari kata Sarumban yang jika diucapkan maka menjadi caruban. Seiring perkembangan caruban berubah menjadi carbon, cerbon dan akhirnya menjadi Cirebon. Sarumban memiliki arti Campuran, maka Cirebon berarti Campuran.
            Masyarakat Cirebon adalah masyarakat yang lahir dari akulturasi budaya Sunda dan Jawa termasuk lahir dari masa animisme dan dinamisme yang percaya kepada hal-hal yang bersifat kepercayaan. Diantara kepercayaaan itu adalah misal mereka percaya bahwa jika seorang gadis duduk di depan pintu maka gadis tersebut akan sulit menemukan jodoh. Selain itu, jika seorang gadis menyapu tidak sampai bersih dan meninggalkan kotoran maka gadis tersebut diyakini akan memiliki suami yang memiliki jenggot. Seiring perkembangan zaman serta masuk agama Islam, masyarakat Cirebon lebih mulai rasional dalam memandang apapun termasuk persoalan yang ada. Banyak perubahan dalam masyarakat Cirebon yang mengedepankan sikap-sikap rasional dalam menentukan banyak hal dalam kehidupan.
            Ada hal yang unik dari masyarakat Cirebon yaitu adalah bahasa. Masyarakat Cirebon dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Cirebon. Bahasa Cirebon mendapat pengaruh dari budaya Sunda. Hal itu terjadi karena Cirebon berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka, dan juga dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa.  Hal ini terbukti dengan adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China, kata "Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan kemudian kata "Sonder (Tanpa) yang merupakan serapan bahasa eropa (Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya isun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku. Dahulu Bahasa Cirebon ini digunakan dalam perdagangan di pesisir Jawa Barat mulai Cirebon yang merupakan salah satu pelabuhan utama, khususnya pada abad ke-15 sampai ke-17. Bahasa Cirebon dipengaruhi pula oleh budaya Sunda karena keberadaannya yang berbatasan langsung dengan kebudayaan Sunda, khususnya Sunda Kuningan dan Sunda Majalengka dan juga dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa hal ini dibuktikan dengan adanya kata "Taocang (Kuncir)" yang merupakan serapan China, kata "Bakda (Setelah)" yang merupakan serapan Bahasa Arab dan kemudian kata "Sonder (Tanpa) yang merupakan serapan bahasa eropa (Belanda). Bahasa Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan, misalnya isun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tak digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.
Hal unik lain dari Cirebon adalah kesenian dan kerajinan yang banyak dan berlimpah diantaranya adalah kesenian tari Topeng, Sintren, Batik, Kesenian Gembyung, Lukisan kaca, Tarling, Sandiwara Cirebonan dan Topeng Cirebon. Salah satu ciri khas dari kerajinan Cirebon adalah Batik yang terkenal dengan motif Mega Mendung.

Makanan khas daerah cirebon sangat beragam dan yang terkenal diantaranya adalah :
1. Nasi jamblang   
Nasi Jamblang adalah nasi yang dibungkus oleh daun jati dan ditemani bermacam-macam lauk pauk seperti perkedel, tempe, tahu, cumi, sambal goreng, dendeng dll. Dijajakan pada malam hari. layaknya seperti warung angkringan.
2. Empal gentong
Empal gentong biasanya disajikan bersama lontong/nasi makanan ini semacam soto daging, tetapi memiliki rasa yang khas dengan rempah-rempah pilihan, yang paling khas empal dimasak di gentong dengan menggunakan kayu bakar.
3. Tahu Gejrot
Tahu gejrot disajikan diatas piring kecil yang terbuat dari tanah liat, disajikan bersama kuah gula jawa, bwang merah dan cabai yang ditumbuk kasar. Makanan ini biasanya disajikan sebagai dessert.

Cirebon juga memiliki 3 keraton
      1.      Keraton Kasepuhan
      2.      Keraton Kanoman
      3.      Keraton Kacirebonan
Ketiga keraton tersebut saling berhubungan dan setiap tahun memiliki tradisi dan acara besar contohnya pada Bulan maulid Nabi atau bisa disebut Muludan, adanya acara Panjang jimat yaitu acara memandikan seluruh benda pusaka yang ada di keraton.
Tempat wisata di daerah cirebon salah satunya adalah Taman Ade Irma Suryni, Komplek kawasan Kota Tua cirebon, pelangon (tempat penangkaran monyet), dll.



Sumber :
http://triyunirahma.blogspot.co.id/2012/10/suku-budaya-cirebon_6558.html
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1120/suku-cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar