Pengertian Manajemen Umum
Manajemen umum dapat diartikan sebagai ketatalaksanaan,
manajemen, manajemen pengurusan, dan lain sebagainya.
Jika dilihat dari literature-literatur yang ada, pengertian
manajemen dikategorikan menjadi 3 yaitu :
- manajemen sebagai suatu proses
- manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
- manajemen sebagai ilmu dan sebagai seni
Dan ada beberapa pendefinisian menegenai manajemen yaitu sebagai berikut :
- manajemen sebagai suatu proses, menurut beberapa sumber :
- enclypedia of the social science, yaitu suatu proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi
- Haiman, yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
- Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
2. manajemen
sebagai suatu kolektivitas manusia
Adalah Orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan
aktifitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti
singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung
jawab terhadap terselenggaranya aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit
yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain.
Aktivitas manajemen yang dimaksud adalah: planning, Organizing, Staffing, directing dan controlling, ini sering disebut dengan proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya sebagai unsur-unsur manajemen.
Aktivitas manajemen yang dimaksud adalah: planning, Organizing, Staffing, directing dan controlling, ini sering disebut dengan proses manajemen, fungsi-fungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya sebagai unsur-unsur manajemen.
3. manajemen
sebagai ilmu dan sebagai seni
Manajemen sebagai suatu ilmu
penegetahuan karena telah dipelajari
sejak lama dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala gejala manajemen yang
kemudian diteliti dengang menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam
bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
Manajemen sebagai suatu seni,
yaitu pandangan bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerjasama
dengam orang lain, untuk memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama
maka diperlukan suatu kegiatan yang disebut sebagai managing (mengatur) dan
untuk mengatur hal tersebut diperlukan suatu seni dalam melakukan pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen dan Manajer
tingkatan manajemen
tingkatan manajemen ada3,yaitu:
1.manajemen atas(top manajemen),
2.manajemen menengah(middle manajemen),dan
3.manajement bawah(low manajemen)
- fungsi-fungsi manajemen
fungsi-fungsi manajemen ada 4,yaitu:
1.perencanaan(planning)
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi serta taktik yang tepat untuk mencapai suatu target dan tujuan organisasi.
2.pengorganisasian(organizing)
3.pengarahan(actuating)
memberikan tugas dan penjelasan secara rutin mengenai pekerjaaan
4.pengawasan(controlling)
untuk mengawasi seluruh rangkain kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan,dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan organisasi.
- ketrampilan-ketrampilan manajerial
peran supervisor dalam suatu organisasi sangatlah penting karena supervisor langsung berhubungan dengan jasa/produk dan karyawan.
tingkatan manajemen ada3,yaitu:
1.manajemen atas(top manajemen),
2.manajemen menengah(middle manajemen),dan
3.manajement bawah(low manajemen)
- fungsi-fungsi manajemen
fungsi-fungsi manajemen ada 4,yaitu:
1.perencanaan(planning)
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi serta taktik yang tepat untuk mencapai suatu target dan tujuan organisasi.
2.pengorganisasian(organizing)
3.pengarahan(actuating)
memberikan tugas dan penjelasan secara rutin mengenai pekerjaaan
4.pengawasan(controlling)
untuk mengawasi seluruh rangkain kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan,dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan organisasi.
- ketrampilan-ketrampilan manajerial
peran supervisor dalam suatu organisasi sangatlah penting karena supervisor langsung berhubungan dengan jasa/produk dan karyawan.
Fungsi-fungsi Manajemen
Manajemen dapat berarti pencapaian
tujuan melalui pelaksanaan fungsi tertentu, tapi belum ada consensus dan
kesepakatan apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi manajemen menurut beberapa
penulis antar lain :
- Ernest Dale : Planning, organizing, staffing, directing, innovating, representing dan controlling.
- Oey Liang Lee : planning, organizing, directing, coordinating, controlling
- James Sttoner : planning, organizing, leading, controlling
- Henry Fayol : palnning, organizing, commanding, coordinating, controlling
- Kontz dan O’donnel : organizing, staffing, directing, planning, controlling
- William H. Newman : planning, organizing, assembling, resources, controlling
- George R.Terry : planning, organizing, actuating, controlling
- Louis A. Allen : leading, planning, organizing, controlling
- Josh Robert Beishline : planning, organizing, commanding, controlling
- Willem Sprigel : planning, organizing, controlling
Keterampilan-keterampilan
Manajerial
tingkatan manajemen
tingkatan manajemen ada3,yaitu:
1.manajemen atas(top manajemen),
2.manajemen menengah(middle manajemen),dan
3.manajement bawah(low manajemen)
- fungsi-fungsi manajemen
fungsi-fungsi manajemen ada 4,yaitu:
1.perencanaan(planning)
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi serta taktik yang tepat untuk mencapai suatu target dan tujuan organisasi.
2.pengorganisasian(organizing)
3.pengarahan(actuating)
memberikan tugas dan penjelasan secara rutin mengenai pekerjaaan
4.pengawasan(controlling)
untuk mengawasi seluruh rangkain kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan,dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan organisasi.
- ketrampilan-ketrampilan manajerial
peran supervisor dalam suatu organisasi sangatlah penting karena supervisor langsung berhubungan dengan jasa/produk dan karyawan.
tingkatan manajemen ada3,yaitu:
1.manajemen atas(top manajemen),
2.manajemen menengah(middle manajemen),dan
3.manajement bawah(low manajemen)
- fungsi-fungsi manajemen
fungsi-fungsi manajemen ada 4,yaitu:
1.perencanaan(planning)
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi serta taktik yang tepat untuk mencapai suatu target dan tujuan organisasi.
2.pengorganisasian(organizing)
3.pengarahan(actuating)
memberikan tugas dan penjelasan secara rutin mengenai pekerjaaan
4.pengawasan(controlling)
untuk mengawasi seluruh rangkain kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan,dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan organisasi.
- ketrampilan-ketrampilan manajerial
peran supervisor dalam suatu organisasi sangatlah penting karena supervisor langsung berhubungan dengan jasa/produk dan karyawan.
Keterampilan-keterampilan Manajerial
Bila kita asumsikan bahwa manajer
adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain dan mengambil
tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha
tersebut, maka seorang manajer yang sukses biasanya adalah mereka yang
mempunyai 3 (tiga) keterampilan dasar, yaitu: keterampilan teknis(technical
skill), keterampilan inter-personal(human skill), dan keterampilan konseptual
(conceptual skill).
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud
dengan keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow (1998), sebenarnya tidak
banyak teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan keterampilan
manajerial. Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan
manajerial. Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial
berkaitan dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan
secara tepat akan meningkatkan performa keberhasilan seorang manager. Sekarang,
mari kita telaah lebih lanjut ranah properti keterampilan ini.
A. Keterampilan Teknis
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik,
Keterampilan ini meliputi pemahaman dan kompetensi dalam aktivitas yang spesifik,
khususnya yang berkaitan dengan
suatu metode, proses, prosedur tertentu yang bersifat teknis. Ia melibatkan
pengetahuan dan kemampuan analitis yang khusus dan mempunyai tahapan pemecahan
masalah (troubleshooting) yang relative baku/standar. Dalam terminologi
pelatihan, maka pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan (vocational dan on
the job training) besar manfaatnya dalam rangka mengembangkan keterampilan ini.
B. Keterampilan Inter-personal
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang diharapkan.
Ini berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dengan, memahami dan memotivasi orang lain, memahami sudut pandang dan perilaku atasan, rekan sejawat, dan bawahan terhadap suatu masalah dan memposisikan dirinya secara proporsional. Seseorang yang mempunyai kemampuan ini kiranya cukup sensitive terhadap keinginan dan motivasi orang lain dalam kelompoknya sehingga dia dapat memperkirakan tindakan apa yang perlu dan hasil yang yang diharapkan.
Keterampilan ini bisa juga
diklasifikasikan dalam :
a. kepemimpinan dalam kelompok
sendiri (intra-group skill), dan
b. keterampilan dalam mengelola
hubungan antar kelompok (inter-group skill).
Dalam ranah tingkat manajemen,
intra-group skill mempunyai peran dominan pada kelompok manajer dasar (first
line management) dan menengah (middle management), maka inter-group skill
sangat dirasakan penting peranannya pada manajer tingkat atas (higher level/top
management).
Untuk menguasai keterampilan ini,
seorang manajer harus dapat mengembangkan sendiri persepsi pribadinya terhadap
aktivitas orang lain sehingga ia dapat:
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
· mengenali perasaan dan sentimen dalam situasi tertentu;
· mempunyai sikap terhadap pengalamannnya sendiri dan berusaha untuk belajar dari pengalaman itu;
· mengembangkan kemampuan untuk memahami apa yang ingin disampaikan seseorang melalui tindakan dan kata-kata mereka;
· mengembangkan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide dan sikapnya kepada orang lain secara tepat.
Pelatihan yang bersifat spontan
dan dipandu oleh seorang pelatih yang berpengalaman dapat memberikan nuansa
positif bagi pengenalan dan pengembangan keterampilan ini
C. Keterampilan Konseptual
Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk melihat suatu perusahaan/organisasi secara utuh, mengenali cara kerja dan ketergantungan bermacam-macam fungsi yang ada, dan lebih jauh lagi untuk memahami hubungan antara perusahaan/organisasinya dan industri, masyarakat, dan situasi ekonomi dan sosial secara umum.
Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk melihat suatu perusahaan/organisasi secara utuh, mengenali cara kerja dan ketergantungan bermacam-macam fungsi yang ada, dan lebih jauh lagi untuk memahami hubungan antara perusahaan/organisasinya dan industri, masyarakat, dan situasi ekonomi dan sosial secara umum.
Pada dasarnya keterampilan ini
lebih banyak melibatkan intuisi seorang manajer sehingga ia dapat memahami
gejala-gejala umum dan keterkaitan antar variabel-variabel elementer,
memberikan penekanan dan prioritas pola tindakan, serta dapat memperkirakan
kencenderungan dan probabilitas hasil dari tindakan yang akan dilakukan. Di
luar teknis pelatihan manajemen, prinsip ‘learning by doing’ sangat dirasakan
penting untuk mengasah keterampilan konseptual ini. Sedangkan pelatihan
manajemen strategi, pola promosi kepada karyawan untuk menduduki posisi lebih
tinggi dan melibatkan kerja antar kelompok juga merupakan beberapa upaya untuk
mengembangkan keterampilan ini secara lebih terstruktur.
Robert L.ktz pada tahun 1970
mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
1. Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagaiproses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagaiproses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di
atas, Ricky W. griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki
manajer, yaitu:
1. Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Evolusi Teori Manajemen
-TEORI MANAJEMEN KLASIK
Manajemen Klasik: 1.pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.investasi terbesar adalah karyawan
3.tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.adanya skema pembagian keuntungan.
Manajemen Klasik: 1.pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.investasi terbesar adalah karyawan
3.tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.adanya skema pembagian keuntungan.
-TEORI PERILAKU
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1. Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2. Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3. Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1. Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2. Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3. Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
-TEORI KUANTITATIF
Pendekatan kuantitatif ditandai
dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah
industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi
Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang
sejalan dengan kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik
penelitian operasi selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1. perumusan masalah
2. penyusunan suatu model matematis
3. penyelesaian model
4. pengujian model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan (implementas)
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1. perumusan masalah
2. penyusunan suatu model matematis
3. penyelesaian model
4. pengujian model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan (implementas)
Manajemen dan Lingkungan Eksternal
A. Definisi Lingkungan
Dalam pembahasan manajemen tidak
lepas pada masalah lingkungan yang di hadapi oleh seorang manajer. Perbedan dan
kindisi lingkungan terhadap konsep dan tehnikserta keputusan yang akan diambil.
Sebagai seorang manajer harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau
ekstern. Untuk mencapa tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern
yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus
memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan
lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen.
B. Faktor-faktor Lingkungan
Eksternal Mikro dan Makro
Lingkungan ekstern atau eksternal
terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini
tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping
itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan
dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan
perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat,
perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Lingkungan eksternal mikro
lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga perbanka dan bukan bank dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Lingkungan eksternal mikro
lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga perbanka dan bukan bank dan lain sebagainya.
2. Lingkungan eksternal makro
lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, social, dan lain sebagainya.
lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi, politik, social, dan lain sebagainya.
C. Tanggung Jawab Sosial Manajer
Perubahan konsep manajerial
dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung
jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian
karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka
panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup
orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut
(ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka
seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the
ethics of manager).
Tanggung jawab utama manajer adalah untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemegang saham selaku pemilik perusahaan.
Tanggung jawab utama manajer adalah untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemegang saham selaku pemilik perusahaan.
Berarti bahwa manajemen
mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didepan pembulatan dalam mengambil
keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang
harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan agar dapat menjalankan
dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah perusahaan, instansi ataupun dalam
sebuah organisasi sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar