header

Minggu, 15 November 2015

Pengaruh Penggunaan Sistem Informasi Pada Suatu Perusahaan

PENGARUH PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI MAKASSAR
1.      Pendahuluan
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari sistem informasi fungsional yang lainnya seperti sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari sistem informasi akuntansi.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan yang akan membangun sistem informasi manajemen, disarankan untuk membangun sistem informasi akuntansi terlebih dahulu. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain : Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Ahli
Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) pengertian sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users).
Beberapa batasan pengertian (definisi) Sistem Informasi Akuntansi lain yang dapat dikutip misalnya pendapat Wilkinson (1990) bahwa sistem informasi akuntansi adalah merupakan sistem informasi formal, memiliki tujuan (kegunaan), tahap, tugas, pengguna, dan sumber daya dan mencakup ke seluruh kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi semua pengguna di perusahaan tersebut.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (1996, h.1) pengertiansistem informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti: manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.” Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menutut Mulyadi (2001, h.3) mendefinisikan, “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248), “Sistem akuntansi adalah suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan.”
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi  menurut Baridwan (1998, h.6), “Sistem akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu mengenai usaha suatu kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.”
Pengertian kinerja manajerial adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Alfar (2006), di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan.
Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, Kinerja manajerial ini diukur dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963):
Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. 
Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. 
Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 
Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. 
Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan. 
Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya. 
Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa. 
Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan- kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Menurut Indrianto (1993) dan Soepomo (1998), kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan anggaran tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakanya sehingga dapat menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria, sistem penganggaran (reward) dan konflik.
Selanjutnya kinerja manajerial menurut Stoner (1992) adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ada dua alasan menurut Brownel (1982) dalam Wasisto dan Sholihin (2004) mengapa partisipasi  menjadi topik yang menarik dalam akuntansi manajemen. Pertama, partisipasi pada umumnya merupakan pendekatan manajerial yang dinilai dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi, kedua, beberapa penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dengan kinerja menunjukan hasil yang tidak konsisten.
Argyris (1952) dalam Fitri (2004) menemukan adanya hubungan yang positif antara partisipasi penganggaran dan kinerja. Ia menyimpulkan, agar partisipasi anggaran mempunyai pengaruh terhadap kinerja, maka yang pertama kali harus ada penerimaan atas tujuan anggaran. Dalam hal ini, partisipasi anggaran memainkan peranan sentral dalam mendapatkan penerimaan atas tujuan anggaran.
Menurut Mercant (1981), hubungan negatif antara anggaran partisipatif dan kinerja manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi berdampak terhadap menurunnya kinerja. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh budgetary slack yang timbul akibat partisipasi yang tinggi dalam penganggaran tersebut. Budgetary slack yang merupakan disfungsional dalam penganggaran ini adalah usaha yang dilakukan untuk menyelenggarakan anggaran dengan harapan dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Manajer membuat slack ini dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah, biaya lebih tinggi atau mengestimasikan terlalu tinggi jumlah out put yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit out put (Ikhsan dan Ishak, 2005).

2.      Rumusan Masalah
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang pesat dibanding waktu dulu, misalnya yang terdapat pada bidang komunikasi, perkembangan pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telepon seluler, dan sebagainya, begitu pula penggunaannya dari kalangan atas sampai menengah, perusahaan besar dan kecil Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem. Baik buruknya kinerja dari sebuah Sistem Informasi Akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai Sistem Informasi Akuntansi dan pemakaian dari Sistem Informasi Akuntansi itu sendiri. Soegiharto (2001) dan Jen (2002) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja Sistem Informasi Akuntansi, antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Irmaya (2009) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Dimana pengujian ini dilakukan dengan mengambil 8 indikator yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi adalah keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik dan personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi departemen sistem informasi. Hasilnya adalah hanya dukungan manajemen puncak yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Penelitian Komara (2005) mendapati hasil faktor keterlibatan pengguna, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan ukuran organisasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna. Faktor kapabilitas personal, pelatihan dan pendidikan pengguna, komite pengendali, dan lokasi departemen tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Mengacu pada penelitian Komara (2005), maka penelitian ini hanya menggunakan 4 indikator yaitu keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi dan ukuran organisasi. Alasannya karena keempat indikator adalah faktor-faktor yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pengguna. Di dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan hal yang sangat penting karena mereka berhadapan langsung dengan nasabah. Selain memerlukan informasi yang akurat dalam pengolahan datanya, sistem informasi yang ada pada bank juga digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan uang, pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem informasi yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa manajemen dari organisasi tersebut bagus atau tidak. Sistem informasi akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi yang baik pula, oleh karena itu pihak Bank perlu melakukan evaluasi terhadap sistem informasi akuntansi yang mereka gunakan agar sistem yang sudah mereka pakai selama ini dapat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kondisi perusahaan khususnya para penggunanya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis memilih obyek penelitian sebagai berikut : “ Pengaruh Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perbankan di Makassar


Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut 1. Apakah keterlibatan pemakai sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh terhadap kinerja SIA 2. Apakah dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh terhadap kinerja SIA 3. Apakah formalisasi pengembangan sistem informasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja SIA 4. Apakah kinerja SIA mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan judul penelitian dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah 1. Untuk melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh keterlibatan pemakai sistem informasi akuntansi terhadap kinerja SIA 2. Untuk melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh dukungan manajemen terhadap kinerja SIA 3. Untuk melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh formalisasi pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja SIA 4. Untuk melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh kinerja SIA terhadap peningkatan kinerja manajerial 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dikemukakan dalam pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut a. Bagi perusahaan perbankan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam mengelola, mengevaluasi dan mengembangkan sistem informasi akuntansi yang digunakan sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja manajerial. b. Bagi akademisi atau calon peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan dan dapat dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi terhadap peningkatan kinerja manajerial BAB V

3.   KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka adapun kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan ini yang telah dikemukakan, dapat diuraikan sebagai berikut 1) Berdasarkan hasil olahan data regresi maka dapat diketahui bahwa pengguna sistem informasi akuntansi (keterlibatan pemakai SIA, dukungan manajemen puncak, dan formalisasi pengembangan SIA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SIA. 2) Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kinerja SIA (Y1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja manajerial (Y2).

Daftar Pustaka:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar