1.
Proses
Mempengaruhi Dalam Organisasi
Segala sesuatu memerlukan proses, termasuk proses
untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai
tujuan organisasi baik pemimpin maupun anggota memiliki tanggung jawab
masing-masing. Pemimpin dan anggota berhubungan timbal balik dan kinerjanya
akan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi. Pengaruh adalah
kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu
mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu
a. Orang yang mempengaruhi
b. Metode yang mempengaruhi
c. Orang yang dipegaruhi
Memang dalam organisasi tugas pemimpin adalah
mempengaruhi anggota yang dipimpinnya tersebut agar bertindak baik untuk
mencapai visi dan misi dalam organisasi. Tetapi perilaku anggota organisasi
juga dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan dari pemimpin. Proses saling
mempengaruhi memiliki metode yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik,
seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok
(berhubungan dengan kekerasan).
Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan
memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa
sanksi positif maupun negatif.
Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian,
seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu
maupun kelompok.
Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang
yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang
tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi
maupun keahlian.
Pengaruh dapat terjadi antar perorangan artinya
seseorang mempengaruhi seseorang yang lainnya, kelompok dengan seseorang dan
seseorang dengan kelompok.
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh diantaranya
dikemukakan oleh Analisis French-Raven intinya adalah sebagai berikut:
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada
pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian
yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang
lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh
laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang
direalisasikan).
2.
Proses
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan adalah menentukan suatu jalan
keluar dengan berkomunikasi secara bersama - sama. Keputusan terdiri dari
:
· Keputusan
Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak
dari suatu organisasi.
· Keputusan
Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
· Keputusan
Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan
sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik
pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan
keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan
yang diperlukan bagi keputusan.
Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan
penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari
alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses
pengambilan keputusan meliputi:
Proses pencarian/penemuan tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya adalah dengan
menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah dalam
proses pengambilan keputusan:
Identifikasi dan Diagnosa masalah
Pengumpulan dan Analisis data yang relevan
Pengembangan dan Evaluasi alternative alternative
Pemilihan Alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan Evaluasi terhadap
hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi
ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama,
didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan
dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan
keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang
sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without
Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini seringkali
digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer.
Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika
organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan
rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan
ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti
munculnya ketidak percayaan para anggota organisasi terhadap keputusan yang
ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang
lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh
anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
1. Pendapat Ahli (expert
opinion)
Kadang-kadang seorang anggota organisasi oleh
anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya
memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan
keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota organisasi yang
dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya
dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli
tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan
indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik;
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
2. Kewenangan Setelah Diskusi
(authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini
lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode
authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih
dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan
demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas
dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan
(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari
proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota
organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku
otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi
pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi
yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha
mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan.
3. Kesepakatan
(consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang
dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan.
Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan
lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan
mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas,
menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada
ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan
metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat
digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh
kelompok, dan
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin
kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari metode di atas tersebut sangat berpengaruh
dalam pengambilan keputusan, yaitu :
Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama seperti prinsip, jadi dalam
organisasi harus punya prinsip.
Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam organisasi, agar tidak
melakukan kesalahan yang sama baik itu pemimpin maupun anggotanya.
Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental dalam
organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin yang tidak mempuanyi gelar.
Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma agar terus
menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari itu kharisma merupakan citra baik
yang di miliki seseorang agar menjadi panutan semua orang.
Model-model Pengambilan keputusan
a. Model Perilaku
Pengambilan keputusan
· Model
Ekonomi
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana
keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal
sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
· Model
Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih
berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang
memuaskan
· Model
Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan
merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil
keputusan
· Model
Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
· Model
Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif
· Model
Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya
orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi
dan situsai dibawah sadar.
b. Model
Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2
model pengambilan keputusan, yaitu:
· Model
Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan
bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
· Model
Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil
keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal
sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat
pula model Spiraldimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain
mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau
dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
· Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas
maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk
melontarkan ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat
dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output)
kreatif individual dan kelompok
b. Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan.
· Teknik
Modern
- Teknik
Delphi
- Teknik
Kelompok Nominal
Contoh pengambilan keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan
menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan
masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang
tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya
hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal
yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk
menaikkan atau tidak
3.
Pengertian
Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latincommunicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu
merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia
yaitu:
Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to
and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut
sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para
peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara
sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator
membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran
tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
a.
Bagaimana
Menyalurkan ide melalui komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena
dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi
harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver).
Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada
penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta
visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus
melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Ide (gagasan) => Si Sender
Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok inilah yang
nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi kesatuan gerak
dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam kerjasama pada
organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya
dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat
dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah rasional secara sengaja bila
penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan sengaja oleh
individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional secara
organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual.
Pengambilan keputusan juga sangat memerlukan
komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari pengambilan keputusan
tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya koordinasi dan
kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau lingkungan organisasi.
b.
Hambatan
– hambatan komunikasi
Komunikasi adalah suatu cara untuk menyampaikan
informasi antara satu orang dengan orang yang lain. Sebagai makhluk sosial
manusia pasti melakukan komunikasi agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya,
oleh karena itu komunikasi saat erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk
sosial.
Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses
komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
a. Hambatan
Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang
memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan
pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi,
akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi
dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.
b. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas,
akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
1. Salah pengucapan
kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi.
2. Adanya perbedaan
makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak
laki-laki).
3. Adanya pengertian
konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing
adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak
orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan
panjang ingatan.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini,
seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan
penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
c. Hambatan
Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah
pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan.
Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang
efektif, yaitu :
1. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang
kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin
kita dengar.
2. Mengabaikan
informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai
sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan
informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal,
kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang
berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika
persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini
bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang
berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai
dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai
arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti
satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal
nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh
emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk
menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat
kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
1. Membuat suatu
pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta
komunikan yang akan dituju.
2. Meminimalkan
gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus berusahadapat membuat
komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga
penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti.
3. Mempermudah
upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara dan waktu
penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar mengahasilkan
umpan balik dari komunikan sesuai harapan.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar