header

Minggu, 17 Mei 2015

Indonesia Masuk Destinasi Favorit Turis Tiongkok


Pemerintah menargetkan 12 juta turis asing ke Indonesia pada tahun 2015. Target tersebut disambut baik sejumlah asosiasi pariwisata Indonesia. Sebab, faktanya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia naik sekitar 3,51 persen.
Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kosmian Pudjiadi membenarkan bahwa kuartal pertama tahun 2015 ini angka wisatawan mancanegara meningkat. Wisatawan asal Tiongkok juga turut mengalami peningkatan.
"Saya kira sama dengan model wisatawan kita jika ke luar negeri, masih hati-hati membelanjakan uangnya. Istilahnya, minibar di hotel saja tidak dibeli. Lalu masa tinggalnya juga tidak lama, total 5-6 hari saja. Dua hari bisa di Ubud, dua hari di Kuta, dua hari ke mana lagi? Mereka diatur olehtour operator-nya,” kata Kosmian Pudjiadi dalam rilis yang diterimaVIVA.co.id, Minggu, 17 Mei 2015.

Menurut Kosmian, keindahan dan eksotisme Indonesia bisa menjadi bahan perbincangan di Tiongkok. Paling tidak Indonesia sudah mulai masuk dalam daftar dan perbincangan kelompok menengah Tiongkok yang jumlahnya makin besar.

Sementara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didin Junaedi optimistis, sektor pariwisata benar-benar akan menjadi andalan pengungkit ekonomi yang handal. Sejak akhir 2014, ada perubahan besar dalam pola promosi pariwisata, dan dampaknya sudah terasa saat ini.

“Dulu longhoul terus, sekarang fokus menggenjot pasar Asia. Saat ini mulai terasa gelombangnya,” kata Didin.

Turis originasi Asia, terutama China mulai naik, dan trennya terus meningkat. Kemudian, penambahan negara bebas visa menjadi total 45 dinilainya sebagai langkah yang baik.

“Itu tanda-tanda daya saing pariwisata Indonesia akan semakin meroket. Mudah akses regulasinya memudahkan orang untuk dengan perencanaan pendek terbang ke Indonesia,” ujarnya.

Restoran Pop-up di London Ini Sajikan Makanan 3D Pertama di Dunia


Perkembangan teknologi membuat semakin banyak bermunculan mesin 3D khusus makanan. Lebih dari itu, kini restoran pun ikut menyajikan menu 3D. Seperti restoran pop-up dengan sajian 3D pertama di dunia.

Untuk menyoroti potensi teknologi baru di dunia makanan, penyelenggara 3D Printshow di London menggandeng chef berbintang Michelin. Chef membuat seluruh hidangan dari mesin cetak makanan 3D di restoran pop-up.

Dengan menggunakan bahan segar dan musiman, chef akan menampilkan cara membuat hidangan gourmet melalui demo langsung. Pengunjung juga akan diajarkan bagaimana "berpikir dalam 3D" dan memanfaatkan potensi kreatif teknologi.

Selama konferensi gastronomi "Press Print to Eat", peserta mendapat pengalaman langsung bagaimana memasak dengan teknologi 3D.

"Revolusi-gastro terus berlangsung tidak hanya menemukan cara baru menyajikan dan menyiapkan makanan, tapi cara paling inovatif untuk membuatnya. Mulai dari mesin 3D pencetak cokelat untuk makanan pesta hingga cetakan gizi rekayasa-mikro, kami perlahan-lahan menuju sintesis seluruh makanan," ucap Kerry Hogarth, pendiri 3D Printshow, seperti dilansir dari AFP (18/05/2015).

Beberapa ahli memang memprediksi bahwa pencetak 3D punya potensi merevolusi cara makan dan menyebutnya makanan masa depan. Ada pula yang mengklaim bahwa pencetak 3D akan menjadi barang biasa seperti microwave di kebanyakan rumah.

ChefJet Pro, misalnya, menjadi pencetak makanan 3D profesional pertama di dunia. Alat ini dirancang untuk membantu pastry chef membuat cake, permen dan dessert.

Sedangkan Foodini yang dirancang oleh Natural Machines, merupakan alat rumah tangga. Foodinimemungkinkan pembuatan makanan seperti ravioli dan cookies. Untuk menggunakannya, konsumen memakai bahan-bahan segar.

Adapun 3D Printshow London akan berlangsung di Old Trauman Brewery mulai 21 sampai 23 Mei 2015.